Wednesday 28 January 2015

Attention Deficit / Hyyperactivity Disorder (ADHD) 2

Baiklah, dalam kesempatan kali ini akan saya lanjutkan pembahasan mengenai ADHD. Dalam artikel sebelumnya pembahasan sampai pada area mana saja yang musti di assesmen atau diperiksa oleh okupasi terapis. Area selanjutnya adalah

Area Kognitif
  1. Individu sering mengalami kesulitan untuk beratensi saat mengerjakan aktifitasnya
  2. Individu sering tidak memperhatikan ketika sedang diajak bicara
  3. Individu sering melanggar aturan atau menerobos aturan yang sudah ditetapkan saat mengerjakan tugas
  4. Individu sering mengalami kesulitan untuk mengatur tugas dan aktivitasnya
  5. Individu sering kehilangan barangnya saat mengerjakan tugas atau sekolah
  6. Individu mudah sekali terganggu terhadap rangsangan yang datang
  7. Individu memiliki kemampuan yang minim dalam kemampuan mencerna informasi
Area Psikologi
  1. Individu sering menjawab pertanyaan sebelum selesai dibacakan atau selesai bicara
  2. Individu susah saat mengantri atau menunggu giliran dan tidak sabar
  3. Individu mudah putus asa terhadap kesalahan yang dia buat atau orang lain buat
  4. Individu menunjukkan kecemasan yang tinggi saat dalam kondisi tertekan / stress
  5. Individu memiliki standar atau keinginan yang tinggi namun ia tidak mampu mengerjakan
  6. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sangat minim
  7. Ia sering mengabaikan masukan, ekspresi wajah orang lain atau komentar dari orang lain
Area lingkungan sekitar
  1. Guru mungkin akan memandang anak itu sebagai anak pemalas atau tidak hati-hati
  2. Orang lain akan menganggap dia seorang yang agresif dan suka merusak

Treatment / Penanganan 

Dalam menangani kasus ini membutuhkan tenaga medis lain (interdisciplinary) dan berfokus pada kognitif, perilaku, emosi, dan sensori. Okupasi Terapis akan melakukan pendekatan dengan menggunakan sensori integrasi, regulatory functioning, dan MOHO. Untuk lebih lengkapnya bisa Anda baca dalam buku yang sudah saya tuliskan untuk rujukan.

Penanganan pada area self care (perawatan diri)
  • Dengan meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan kegiatan rutinnya. Bisa dibantu dengan daftar aktivitas, checklist atau rekaman.
Penanganan pada area produktivitas
  • Semisal di dalam kelas / sekolah guru bisa memberikan pembatas pada area belajar, misalkan dengan menggunkan karpet berbentuk kontak, dsb. 
  • Menggunkana keyboard untuk berkomunikasi
  • Jika sudah dewasa, mungkin bisa disarankan untuk bekerja volunteer sesuai kemampuan yang ia miliki untuk meningkatkan kepercayaan dirinya
Pada area Leisure
  • Memberikan aktivtas saat ia memiliki waktu luang, mungkin bisa dilatih dengan menyusun balok atau bermain lego
  • Membantu anak / individu untuk mengeksplor hobinya dan membantunya agar ia bisa mengerjakan dengan baik atau hingga ia mendapat penghargaan dan jangan memberikan aktivitas yang ia terlihat kesulitan dalam mengerjakannya.
Pada area sensorimotor
  • Meningkatkan kemampuan dalam mengurutkan kegiatan dan sensori modulasinya dengan selalu mengingatkan untuk pelan-pelan
  • Tingkatkan kemampuan motorik halus seperti manual dexterity (memanipulasi benda dengan jari-jari)
  • Tingkatkan kemampuan visual persepsi dan visual motornya
Pada area kognitif
  • Berikan tugas dengan instruksi setaha demi setahap, agar mudah ia jalankan
  • Bantu anak / individu untuk mengatur dan merencanakan kegiatan sehari-harinya
  • Bantu anak untuk membuat jadwal kegiatan harian lalu dipasang pada tempat yang mudah dilihat
  • Tingkatkan kemampuan konsenttrasinya dengan bermain "benda yang disembunyikan"
  • Pahamkan dia tentang instruksi yang menyelamatkan semisal, "Berhenti, lihat, dengar, atau kata-kata yang membuat dia langsung memegang tangan Anda saat menyebrang jalan
Pada area psikologi
  • Bermain peran bisa meningkatkan kemampuan interaksi sosialnya, seperti bermain petak umpet atau game
  • Berikan daftar tugas yang harus ia lakukan dan atur waktu untuk mengerjakan tugasnya agar bisa mengurangi impulsifitas dan perilaku yang mudah terdistraksi
  • Meningkatkan self esteem (kepercaayaan diri) melalui hobi yang ia sukai atau aktivitas yang bisa dia kerjakan
Pada area lingkungan
  • Berikan penjelasan kepada caregiver (orang yang merawatnya) atau gurunya mengenai perilaku yang bisa ia tangani dan perilaku yang tidak bisa ia tangani
  • Ajarkan pada caregiver atau guru cara menenangkan saat anak / individu mengalami tantrum atau hiperaktif
  • Bilang pada guru untuk menempatkan anak di meja atau tempat yang tidak udah terdistraksi
Saya kira begitu dulu ulasan saya mengenai ADHD, semoga bisa memberi manfaat pada Anda semua para pembaca. 




No comments:

Post a Comment